Allah membangunkanku untuk sholat


Sebuah Perenungan:
Allah membangunkanku untuk sholat

sholat.jpgPada sepertiga malam, saat tinta ini tergoreskan pada lembaran putih . Hari ini. Saya usai bersua dengan Ilahi Robbi, dalam keheningan, dalam kekhusyu’an dan dalam kedamaian. Bertahajud, bersujud di hadapanNya.

Di sepertiga malam ketika saya torehkan tinta perjuangan ini, Hari ini, saya usai mengalami pengalaman yang luar biasa, peristiwa yang membuat saya tertunduk layu, bersimpuh memohon ampun Hal luar biasa yang Allah tunjukkan kepada saya karena cinta-Nya yang begitu agung kepada seorang hamba. Dan peristiwa ini di mulai saat ini, saat mata telah terpejam, menyelami ruang kebebasan.

Entah kenapa akhir-akhir ini saya sering kali tidur lebih awal dari hari-hari biasanya, ba’da isya. Sekitar pukul 20.30 Tanpa pengiring do’a, karena tidur saya memang bukan atas kehendak pribadi. Ini telah menjadi sebuah kebiasaan bagi saya di saat buku-buku menjadi teman pengantar tidur, walaupun saya tak berniat untuk tidur namun buku-buku itu asyik meninabobokkan saya

Di dalam mimpi, di sini…….

Saya sedang bercakap-cakap dengan sahabat saya di kamar. Merebahkan tubuh tuk segera menyelami alam mimpi, dalam lelap dan dalam gelap. Suasana kamar menjadi sunyi dan sepi. Hanya lantunan angin malam yang terdengar. Namun dikala sunyi itu, tiada perintah, tiada saya sadari, tiba-tiba mulut ini berucap, yang tak saya tahu akan maknanya, kurang lebih seperti ini:

“ Barang siapa yang lalai atau meninggalkan sholatnya maka ia kafir”. Ya, seperti itulah kira-kira mulut ini berdakwah, begitu lantang, tegas dan tiada keraguan.

Spontan sahabat saya terperanjat kaget. Kenapa? Karena di dalam mimpi itu saya benar-benar tidak tahu ilmunya. Yang saya tahu kalau orang yamg meninggalkan sholat itu berdosa, hanya berdosa, tidak kafir. Bukankah agama melarang seseorang berdakwah yang tidak didasarkan atas ilmu. Nah, itulah yang saya takutkan..

“Hati-hati kalau berbicara. Kalau itu bukan kesadaranmu untuk berucap, jangan-jangan itu dari setan.” Demikian kata sahabat saya. Ia pikir perkataan itu dari setan yang ingin menyesatkan. Ia tampak begitu takut, demikian pula saya. “ Ayo kita lupakan saja hal ini kemudian tidur” kata nya.

Kami pun berusaha tuk melupakan kejadian itu dan mulai melanjutkan tidur. Saya lihat rasa takut masih menyelimuti wajah sahabat saya. Ketika kami mencoba tuk tidur lagi tiba-tiba saja sesuatu terjadi pada sang sahabat, tubuhnya kejang-kejang, matanya melotot, nafasnya tersengal-sengal beberapa saat kemudian dari mulutnya keluar busa, persis seperti orang yang keracunan yang sering muncul dalam sinetron-sinetron di TV kita.

Berulang kali, saya menampar pipinya, dengan harapan ia kembali tersadar. Namun sia-sia, ia tak jua tersadar. Saya coba berteriak keras minta tolong, namun seolah ada yang meredam suara ini, tak ada suara, hanya raut wajah yang menunjukkan kegelisahan dan ketakutan yang teramat sangat dan gerakan bibir yang tak bernada. Hanya kebisuan dan kecemasan yang mewarnai suasana kala itu.

Teriakan bisu saya, hujan tamparan yang berulang-ulang mendarat di pipinya, tak juga menyadarkannya. saya semakin cemas karena tiba-tiba tubuhnya terbujur lemas dan tak ada lagi suara, meskipun itu sekedar suara bisu.

………………………….

Ternyata hanya mimpi, batin saya kala itu. Saya baru ingat kalau ternyata saya belum sholat isya’. Saya lihat jam weker, pukul 02.00, saya bergegas mengambil air wudhu, sejenak mata ini tertuju pada langit dan subhanallah………..( ada apa gerangan?).kemudian saya pun tunaikan sholat isya’ dan tahajud. Dalam sujud tak henti-hentinya saya mengucap syukur kepadaNya. Allah membangunkan saya lewat sebuah mimpi yang begitu bermakna dan di tunjukkannya diri ini akan sesuatu yang begitu indah yang datang di malam hari, di langit sana.

Di dalam kesunyian, 2 Januari 2008

Advertisement

Published by

muhsinsakhi

lahir di sebuah perkampungan kecil di Boyolali tepatnya di desa Sambiroto, Sindon, Ngemplak, Boyolali. Mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan FKIP Bahasa Inggris. Saat ini berprofesi sebagai pengajar di SD Al-Azhar Syifa Budi Solo. Tergabung dalam komunitas menulis FLP Solo Raya. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi bersama seperti “Kapur dan Papan: Kisah Menjadi Guru” (2015), “Dupa Mengepul Di Langit” (2015), “Kapur dan Papan: Mendidik dengan Hati” (2016), “Ensiklopedi Penulis Nusantara” (2016), “Ketika Buku Berkisah Tentang Aku” (2016), “Bayang Terang Pendidikan” (2018) dan “Kaki Api” (2018) serta buku solo yang baru terbit tahun ini berjudul “Catatan Di Balik Ruang” (2020)

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s