Metamorfosis Kehidupan
Aku adalah sang ulat
Bertubuh mungil tampak hina
Terbuang dari tatapan syahdu makhluk-makhluk berdasi
Menggeliat dari pohon usang ke gersang
Mencipta kekumuhan
Tuk mengharap seuntai belas kasih
Meski hanya seutas senyum keikhlasan
Ah, sia-sia
Mata mereka membuang arah
Tak muncul tanda-tanda mentari akan menyapa
Apa karena aku seekor ulat?
Aku merenung cukup lama
Meratapi nasib yang tak jua berpihak
Mencoba menggugat
Protes!!!
Aku temukan satu pilihan
Bermeditasi.?.bukan..namun beriktikaf
Menunduk layu
Mengadu pada sang Tuan
Bukan tuan berdasi tentu
Karena tak mungkin
Suaraku terlampau kecil ‘tuk masuk ke lubang telinganya
Satu pilihan
Ku coba bersihkan diri
Menjauh dari lumpur kenistaan
Lapar dahaga ku tahankan
Dalam balutan benang-benang yang tersusun kokoh nan rapi
Maha karya abadi
Mei kian menjauh dan juni datang padaku
Ku buka mataku perlahan
Aduhai, sungguh eloknya diriku
Sayap keimananku sungguh menentramkan jiwaku
Jiwaku terbang jauh mengelana ke surga maknawi
Aku tersipu malu pada sang Tuan
Oo, lihatlah tuan berdasi itu
Ia menatap ke arahku
Dengan tatapan cemburu
Akhirnya ku lihat ia tersenyum padaku
Meski senyumnya senyum kesinisan
Pada sepertiga malam
Saat mata kecil ini terjaga
27 Mei 2008
Kelana kuteruskan hingga kutiba di taman
Kumelihat ke dahan
Eh, ada ulat
Lalu kelana kuteruskan hingga tiba di jalan
Kumelihat ke tambal ban
Eh, ada ulat
Lalu kelana kuteruskan hingga tiba di bangunan
Kumelihat ke papan
Eh, ada ulat
Lalu kelana tak kuteruskan lagi.
>>jangan-jangan saudari takut ulat nich, he..he..
makasih atas kunjungannya.
kok URL nya gak di isi? jadi gak bisa berkunjung balik khan!
LikeLike
subhanallah
mantap
>>terima kasih!!!
LikeLike