Ada satu ulasan menarik yang saya temukan saat membaca buku berjudul “Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim” karya Ustadz Salim A Fillah. Buku ini kaya akan ilmu pengetahuan. Beliau sangat pandai mengkaitkan berbagai macam peristiwa dari zaman yang berbeda dan sayangnya hal tersebut sungguh mampu memberikan wacana baru bagi umat Islam yang haus akan ilmu. Ditulis dengan bahasa yang lembut dan mengalir serta kaya akan referensi-referensi, menunjukkan sang empunya buku memiliki wawasan yang tinggi akan ilmu pengetahuan.
OK! Sebenarnya setiap bab memiliki daya ketertarikan tersendiri. Dan yang akan saya kemukakan ini hanyalah satu dari sekian banyak hal-hal menarik yang bisa kita dapatkan dari buku tersebut.
Nah, apa satu hal yang menarik tersebut? Dalam bab yang berjudul “Muslim” saya temukan sebuah kajian atau tepatnya satu ulasan menarik mengenai pengucapan kata Muslim dan Masjid dalam kosa kata bahasa Inggris. Tema ini menarik perhatian saya karena berkaitan dengan bidang ilmu yang sedang saya tekuni.
Kata “Muslim” dalam bahasa Inggris dieja dengan kata “Moslem”. Sehingga tak salah jika ketika kita hendak mengatakan saya seorang muslim, ketika bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, kita sering menggunakan kata “Moslem” untuk menunjukkan bahwa kita orang Islam.
Hal ini ternyata tidak demikian untuk Salim A Fillah. Beliau lebih suka menyebut orang Islam dengan ejaan Melayu, Muslim. Seperti yang beliau katakan dalam bukunya “Maka Muslim, Ejaan Melayu Untuk Hamba Yang Berserah Pada-Nya Ini Terasa Lebih Indah”. Beliau malah menghimbau agar umat Islam, pun bangsa Indonesia mengungkapkan kata “Muslim” dan “Masjid” sebagai mana ilmu tajwid menata lafadznya”.
Mengapa mesti demikian?
Ini terkait dengan beberapa ejekan yang dilontarkan oleh orang-orang dari zaman Reconguesta, saya tidak tahu zaman apa dan bagaimana yang dimaksud. Yang pasti mereka menyebut masjid sebagai Mosque, hunian Mosquito (nyamuk), alias sarang nyamuk.
Begitu pula dengan kata Muslim, seorang pakar psikologi dunia Victor E. Frankl dalam bukunya “Man’s Search for Meaning” atau “From the Death Camp to Existentialism” mendefinisikan Muslim sebagai seorang yang tidak lagi memancarkan semangat untuk hidup, putus asa, lemah dan siap untuk dimasukkan ke kamar gas. Oleh karena Frankl, seorang Yahudi Austria yang survive dari kamp konsentrasi NAZI di Auschwitz hingga Daffa itu menyebut rekan-rekannya sesama tawanan yang tidak bisa survive di kamp sebagai Moslem.
Tidak jelas darimana dia memulai propaganda ini. Yang jelas faktanya mengatakan sebaliknya. Bahwa para penghuni kamp konsentrasi yang Muslim ternyata jauh lebih tangguh daripada para Yahudi Eropa.
Seperti itulah kira-kira mengapa seorang Salim A Fillah lebih senang menggunakan kata Muslim dan Masjid sebagaimana Al-Qur’an menamainya. Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyikapi suatu permasalahan. Jadi bagaimanapun cara penyebutannya, yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga sikap kita sebagai seorang muslim. Tunjukkan bahwa kita benar-benar seorang Muslim, tidak hanya dengan kata-kata. saatnya umat islam menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang damai. Gak nyambung dengan pembahasannya…. Peace…!!!he…he…
mohon doaya agar daku bisa ya!
>>Insyaallah, semoga kebaikan senantiasa menyertai kita. dan dimudahkanlah kita tuk menjadi muslim yang sesungguhnya. amin
LikeLike
umat islam menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang damai. Gak nyambung dengan pembahasannya…
aku setuju bangget tuh…
saatnya kita sebagai generasi penerus Muhammad.. maju tak gentar membela yang benar
>>”maju tak gentar membela yang benar”
kayak gak asing dengan slogan itu dech!! Apa ya…
LikeLike
waaaah ga tau klo sejarahnya gitu….
semoga dgn melatih diri jd terbiasa menggunakan bahasa yg baik n benar hehehe 😉
>>Terima kasih atas kunjungannya.
LikeLike
aku seorang muslim
>> ya, kita seorang Muslim. namun mari berusaha tuk menjadi muslim yang sesungguhnya tidak hanya dalam KTP. karena yang begituan dah banyak. terima kasih atas kunjungannya.
LikeLike
sebenere dalam tata bahasa manapun, bahasa asing tidak berhak mengubah kata asli ke dalamnya,,harusnya bahasa asing (dalam hal ini Inggris) menyebutkan kata asli muslim ya tetap muslim, sama ketika menyebut nama suatu negara atau daerah.
Masalahnya kadang kita suka dengan budaya kebarat-baratan sampai gak tahu mana yang salah dan benar,,buku ini menunjukkan sesuatu yang InsyaAllah benar adanya,,this is a great book
>>Yup!! I agree with you that this is a great book!!!
.
LikeLike
yup semuanya tgantung bagaimana kita menjaga sikap kita sebagai seorang muslim.
>> Bagaimana dengan sikap para kelompok FPI yang anarkhis terhadap kelompok lain dalam peristiwa di Monas beberapa waktu yang lalu? Apakah itu sikap seorang Muslim?
LikeLike
Gambaran kehidupan umat Muslim yang damai mungkin perlu dimulai dari sesama muslim sendiri. Kita perlu berkaca apakah saat ini -dalam level lokal saja- realitasnya sudah mewakili? Ditambah lagi dengan propaganda dan pemelesetan term-term Islam yang dapat menimbulkan misinterpretasi atas ajaran Islam yang sebenarnya.
Trims.
>>Yup, dimulai dari diri sendiri, dari yang terdekat (muamalah ) dan sekarang juga. agak-agak mirip dikit dengan slogannya Aa Gym he..he…
LikeLike
kalo saya muslim dan moslem itu sama saja yang penting sholat kita mas…
>>ya, bolehlah, setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda dalam menyikapi suatu permasalahan. Mas Salim lebih nyaman menyebut muslim karena alasan yang telah beliau kemukakan diatas. dan memang benar yang paling utama bagi seorang muslim adalah bagaimana mereka mampu menerapkan ajaran agamanya dengan baik dan benar. itulah yang terpenting.
LikeLike
hmmm…
tapi di kamus “muslim” disebutkan “moslem”..
dan “masjid” disebut “mosque”…
gmn dong?
bagaimana caranya biar bisa meubah bahasa kamus tsb??
yah seengga nya dimulai dari diri sendiri dulu..
YES, I AM MUSLIM..
🙂
>>tidak perlu di ubah mas!
Sebenarnya itu hanyalah satu cara yang dipesankan oleh mas Salim untuk menunjukkan bahwa kita seorang muslim dan kita bangga menjadi seorang muslim, seperti judul bukunya. yang lebih penting dan tak kalah penting adalah kita mampu menjaga sikap kita sebagai seorang muslim dan apa yang seperti saudara katakan, “yah seenggaknya dimulai dari diri sendiri dulu…”
LikeLike
huhuhuhuhuhuhuhuhu
baiklah! yang penting jaga kedamaian, plis!
>>”jaga kedamaian?”
why NOT?
LikeLike
sebenernya, kata Muslim dan Masjid kan bahasa Arab tho mas? 🙂
Bukan Melayu…
ya, memang betul.
alhamdulillah saya selalu menggunakan bahasa Arab apabila ada kata-kata yang berkaitan dengan Islam.
yang penting, Islam harus bisa menunjukkan dirinya bahwa dia adalah agama yang damai dan bukan identik dengan teroris…
Allahu A’lam bish shawaab.
>>terima kasih atas koreksinya. memang masjid dan muslim berasal dari bahasa arab, tapi kemudian adaptasi ke dalam bahasa melayu dan bahasa indonesia
yup, setuju..setuju dan setuju…!!!
sebagai umat islam kita memang mesti tunjukkan kepada dunia bahwa islam adalah agama yang cinta damai. bukan begitu?
LikeLike
Aku nemu web ttg asal-usul kata Mosque… semoga menjadi bahan pembelajaran buat kita semua.
Diambil dari : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=902472
Asal – Usul kata “Mosque”
By TraktoR6666
Kata “Mosque” dalam bahasa Inggris yang artinya adalah “Masjid” berasal dari bahasa Spanyol “Mezquita” (bukan Mosquito) dari abad ke 15, 16 dan 17 untuk sebutan tempat beribadah kedua terbesar saat itu di Eropa, Mezquita de Córdoba peninggalan Umayyad dynasty of Cordoba.
Kata Mezquita pun merupakan serapan dari bahasa Arab : Masjid, kata tersebut dibawa oleh Umayyad Dynasty ke Cordoba ( Bukan oleh Raja Ferdinand pada waktu perang salib ).
Kata Mezquita kemudian diserap oleh orang2 Eropa menjadi berbagai sebutan, antara lain : “Moseak”, “muskey”, “moschy”, and “mos’keh”, yang pada akhirnya berangsur2 menjadi standard baku di Perancis dgn sebutan : “Mosquee” ( Inggris : “Mosque” )
Penjelasan untuk yang salah mengerti, ada sedikit info dari kamus :
Bhs Indonesia : Nyamuk
Bhs Inggris : Mosquito
Bhs Spanyol : (juga) Mosquito, cínife, zancudo
Bhs Indonesia/Arab : Masjid
Bhs Inggris : Mosque
Bhs Spanyol : Mezquita
Jadi kalo dibilang asal – usul kata Mosque itu dari bhs Spanyol (Mosquito = nyamuk) INI SALAH BESAR..karena bahasa Spanyolnya Mesjid itu Mezquita yang terlafalkan mirip dgn bhs Arab “Masjid”, ……..bukan “Mosquito”
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Mezquita
http://www.spanishdict.com/translate/mezquita
http://www.spanishdict.com/translate/Mosquito
>>wah, detail sekali penjelasannya, terima kasih atas informasinya.
semoga semakin menambah wawasan kita akan kosa kata bahasa.
LikeLike
Masjid
>>Mosque!!? he..he…
LikeLike