PERISTIWA MALAM ITU


PERISTIWA MALAM ITU

Puuff.., klo memang dah menjadi garis takdir, tak akan ada yang mampu menghalangi rencana Allah. Demikian kira-kira kekuatan sebuah takdir. Segala apa yang terjadi pada diri seorang hamba, baik itu berupa kebahagian, musibah atau bencana, semuanya telah tercatat rapi dalam buku catatanNya. Seperti peristiwa yang belum lama ini terjadi pada diri saya. Berawal dari rasa penasaran bapak akan hasil pengumuman SPMB S1 PGSD anaknya, yang berencana melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Negeri. Anak ke3 dari empat bersaudara, kakak perempuan saya. Karena saya adalah anak terakhir ( sebelumnya kakak saya telah menyelesaikan program D2 PGSD) Sebenarnya saya telah melihat pengumumannya kemarin di Internet, tapi bapak tampaknya masih penasaran dan kurang puas klo tidak melihat sendiri hasilnya, apalagi setelah mendengar klo kakak telah mencoba melihatnya di internet, tapi gak ada hasil.

Melihat rasa penasaran yang tampak pada wajah bapak, saya pun mengajukan sebuah saran, bagaimana kalau pergi ke warnet tuk memastikan hasilnya sekaligus meyakinkan klo kakak memang diterima sebagai mahasiswa baru program S1.

Nah, malam itu juga sehabis sholat isya, saya dan bapak pergi ke warnet dengan mengendarai sepeda motor. Kami mesti ke kota untuk menemukan sebuah warung internet, maklumlah internet belum masuk desa.

Karena jarak antara desa dan kota tidak terlampau jauh, kurang lebih seperempat jam saja, kami telah sampai di kota, lebih tepatnya semi kota, karena memang belum sepenuhnya layak dikatakan kota. Sesampainya di warnet, kamipun langsung melakukan pelayaran jauh ke dunia semu, maksudnya dunia yang lebih semu dari dunia ini. He..he.. kebetulan kami lebih sregg gunakan perlengkapan google untuk menemani perjalanan kami. Dengan bantuan google, sekali klik, dalam beberapa detik saja, kami telah masuk area UNS. Ini karena internetnya saja yang lagi baik hati, klo lagi ngambek, gak jamin dech, mungkin sampai kaki kesemutan, gak juga mau nongol. He..he.. berbagai info terbaru seputar pendaftaran, penerimaan, dan pengumuman hasil tersedia di sana.

Sekarang, giliran mata saya yang bertugas melakukan penelusuran tentang info yang ingin kami peroleh. Mr. Mouse bertugas sebagai penunjuk jalan, setelah ditelusuri, diperolehlah sebuah tulisan yang berbunyi “pengumuman SPMB UNS program S1 PGSD. Nah, setelah ketemu, tugas selanjutnya adalah mengklik tulisan tersebut, sehingga keluarlah sebuah kotak, yang memberikan petunjuk agar memasukkan no. pendaftaran untuk mengetahui hasilnya. Masukkan no. pendaftaran dan cari….,

“Selamat no. ini terdaftar sebagai mahasiswa baru program S1 PGSD” alhamdulillah…..

Ini baru cerita pengantarnya lho, sebuah tragedy yang sesungguhnya terjadi setelah penelusuran di dunia maya…..(terlalu mendramatisir)

Setelah menemukan info yang kami cari, saya sempatkan tuk menengok blog saya padahal baru kemarin siangnya ditengok. Ah, dah kangen sich, saya masuk lewat jendela (bukan jendela rumah lho) terus saja saya meng-log in, dan memeriksa isi rumah blog saya. Setelah memasukkan nama dan password, jendela rahasia pun terbuka. Tampak ada lima komentar, lumayan ( ehm, para pembaca yang budiman, setelah baca cerita ini, anda mesti tinggalkan jejak langkah kalian ya, karena saya akan melakukan identifikasi terhadap para pengunjung dunia maya)he..he… Setelah di kasih respons, langsung aja saya keluarkan mereka dari kamar pribadi saya, dari pada memenuhi kamar.

Setelah dirasa puas, kulangkahkan kaki dari dalam warnet. Tak kulihat sosok bapak di luar warnet. Ah, nanti juga nongol sendiri, kendaraan yang sedari tadi menunggu bosnya dengan setia pun saya keluarkan dari area parkir. Landasannya menurun, sehingga dengan cepat ia turun. Tapi sepertinya ada sesuatu yang tidak beres telah terjadi pada kakiku. Kuarahkan kakiku pada cahaya remang-remang, cukup untuk mengetahui apa gerangan yang terjadi pada kaki kecil ini.

“Masyaallah”, tampak darah merah keluar dari jari-jari kakiku. Awalnya sedikit, tapi kemudian semakin lama semakin bertambah banyak. Dalam sekejap sandal yang saya pakai telah berlumuran dengan darah merah yang kental. Kuku kaki jempol saya telah mengelupas Seluruhnya. Setelah mengetahuinya, entah mengapa rasa perih mulai menyergap tubuhku. Dari yang semula,tiada berasa sedikitpun, dalam sekejab rasa perih telah menggantikan kenyamanan jiwaku. Darah itu tidak juga berhenti mengalir. Sebagian menetes sampai meninggalkan jejak di jalan raya.

Bapak pun segera membawa saya ke rumah sakit, eh bukan rumah sakit, tapi sekedar puskesmas. Terlampau jauh dan mahal jika mesti ke rumah sakit. Kendaraan melaju menuju sebuah puskesmas yang sudah tidak asing lagi bagi saya. Tapi saya mesti bersabar karena ternyata si empunya rumah (pak dokter-red) gak ada dirumah, kata seorang anak kecil (mungkin anak pak dokter), pak dokternya baru saja pergi. Saya tak tahu pergi kemana. Saya tidak menyerah, kami pun mencari puskesmas yang lain. Waktu menunjuk angka 21.00 WIB, malam semakin larut, rasa perih semakin tak tertahankan.. Alhamdulillah, sebuah puskesmas kembali kami dapatkan. Saya turun dari kendaraan dan mengikuti langkah bapak menuju tempat tersebut. Sambil duduk-duduk di beranda rumah, saya menunggu bapak mencari sang dokter. Tapi dalam percakapan singkat antara bapakku dan salah seorang wanita yang ada di dalam, cukup bagi saya untuk tahu, bahwa pak dokternya gak ada. Terdengar samar-samar, katanya beliau sedang ada perkumpulan masyarakat di desa tersebut.

Sabar-sabar, saya berusaha menenangkan hati saya yang mulai ada tanda-tanda kearah pembelotan terhadap takdir Allah. Ini adalah cobaan dari Allah, saya mesti bersabar dan ikhlas menerimanya. .

Ya, sudahlah klo begitu, kamipun memutuskan untuk mengakhiri perjalan ini. Saya dan bapak pulang dengan membawa sedikit rasa kecewa dalam dada. Sebelum tiba di rumah, saya sudah bisa mengira klo ibu mengetahui kejadian ini, beliau pasti akan marah. Dan benar saja, tampak dalam wajah ibu rasa panic, namun beliau ekspresikan dengan memarahi saya. Tapi marahnya bukan marah karena benci atau geram, tapi marah karena rasa khawatir. Begitulah ibu mengekspresikan rasa sedih dan khawatirnya.

Sesampai di rumah, bapak langsung mengambilkan seember air tuk ku pergunakan membersihkan luka yang sebagian sudah mengering. pelan-pelan saya bersihkan luka tersebut dengan selembar kain yang dah gak kepakai. Setelah dirasa bersih, langkah selanjutnya memberikan obat merah pada luka, agar tidak terjadi infeksi dan luka dapat segera mengering. Ibu menambahkan cairan bekicot yang beliau cari di kebun samping pekarangan rumah. Setelah diteteskan, dingin. Dan langkah terakhir adalah memperban luka tersebut agar tidak tersentuh oleh benda-benda yang tajam.

Inilah kisah yang terjadi pada diri saya kemarin malam. Satu hal yang membuat saya mesti ikhlas menerima cobaan ini, kasih Allah. Ya, cobaan Allah adalah wujud cinta Allah kepada seorang hamba. Ketika sang hamba dapat sukses menjalani cobaan ini, maka kasih dan sayang Allah pun akan semakin meninggi. Ridho dan rahmat Nya kan semakin meluas. Insyaallah. Amin……

Advertisement

Published by

muhsinsakhi

lahir di sebuah perkampungan kecil di Boyolali tepatnya di desa Sambiroto, Sindon, Ngemplak, Boyolali. Mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan FKIP Bahasa Inggris. Saat ini berprofesi sebagai pengajar di SD Al-Azhar Syifa Budi Solo. Tergabung dalam komunitas menulis FLP Solo Raya. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi bersama seperti “Kapur dan Papan: Kisah Menjadi Guru” (2015), “Dupa Mengepul Di Langit” (2015), “Kapur dan Papan: Mendidik dengan Hati” (2016), “Ensiklopedi Penulis Nusantara” (2016), “Ketika Buku Berkisah Tentang Aku” (2016), “Bayang Terang Pendidikan” (2018) dan “Kaki Api” (2018) serta buku solo yang baru terbit tahun ini berjudul “Catatan Di Balik Ruang” (2020)

11 thoughts on “PERISTIWA MALAM ITU”

  1. sabar Mas Ahsin..
    setuju paragraph terakhir..

    Semoga kasih sayang dan Rahmat Allah semakin tercurah setelah cobaan ini. Amin

    >>amin. terima kasih mas atas do’anya

    Like

  2. owh…
    yang penting sabar ja…
    q juga pernah ngerasa hal sesakit entuh…
    dan juga mohon doanya agar nilai semesternya bagus yaw..

    >>yup, moga nilai semesterannya bagus semua.

    Like

  3. Sabar, akhi.
    Saya juga dilatih untuk sabar dengan tidak lulus di satu mata kuliah 🙂

    >>Insyaallah, semoga kita dapat mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang kita alami.
    sehingga mampu menjadi bahan pembelajaran bagi kita kedepannya. amin

    “wah, jadi takut juga nich, Ahad depan saya juga sudah harus menghadapi ujian semester.
    do’anya ya mas….

    Like

  4. Wah, jadi inget cerita Adik (Adik saya) waktu kuku kakinya copot gara-gara maen bola. Ga liat sendiri sih (waktu itu ga ada di rumah). Dia ceritanya sambil nyantai-nyantai gitu, jadi aku naggepinnya juga sambil ketawa-tawa. Ga nyangka, ternyata kuku copot bisa sengeri ini. Jadi nyesel deh…
    Semoga cepat sembuh… ^_^

    >>Amin…^_^

    Like

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s