INDAHNYA BERBAGI
“lik Ocen, puterin Ba-Ba-Ta!” pinta syifa kecil kala itu.
“ Baiklah, tapi syifa harus duduk yang manis, ya!” tangan saya pun meraih sekeping CD berjudul kumpulan Alif yang tergeletak di almari ruang tamu, tuk kemudian memasukannya ke dalam VCD. Syifa adalah keponakanku, ia anak dari kakak tertuaku. Umurnya ketika itu sekitar 3 tahun, dan sekarang sudah berumur 4 tahun.
Seperti biasa, saat musik mulai diperdengarkan, kepala syifa langsung mengangguk-angguk mengikuti irama lagu. Senyum simpul bocah kecil ini seakan merekah bak bunga melati yang sedang menyambut mentari. Dengan asyik ia mengikuti gerakan-gerakan seperti yang tampak dalam layar kaca. CD Kumpulan Alif adalah CD favoritnya. CD ini berisi kumpulan lagu-lagu yang mengajarkan pembelajaran huruf Hijaiyah secara interaktif dan edukatif.
Saat syifa tengah asyik menikmati setiap untaian nada dari layar kaca. Akupun asyik dengan buku-bukuku. Sesekali syifa ikut buka-buka buku bacaan yang berserakan di atas tikar. Sesuatu yang membuatku tidak dapat menahan tawa dan gemas adalah tatkala ia begitu cekatan meniru segala tindak-tandukku. Apa yang dilihatnya menjadi contoh perbuatannya. Nah, Jadi saudara kudu hati-hati nich ketika bersikap didepan seorang anak, apalagi ketika usianya merupakan usia perkembangan yang signifikan. Karena memori anak pada usia-usia ini begitu kuat menangkap setiap peristiwa.
Baiklah, ada sebuah peristiwa yang membuatku takjub dan terkesan pada anak usia 3 tahun ini. Bermula saat saya mengambil makanan ringan dari dapur dan memakannya bersama syifa. Saat aku menaruh makanan itu dilantai, tiba-tiba tangan syifa meraih sebutir makanan kecil itu. Ia mengambil satu butir dan memberikannya kepadaku.
“Ini buat lik ocen,” disodorkannya satu butir macaroni kepadaku.
“ Makasih ya!” kataku. Aku tersenyum. Ia pun ikut tersenyum. Ia melakukan hal itu secara berulang-ulang. Tak terasa, macaroni dalam plastic tinggal dua buah. Namun, Mesti macaroni tinggal tersisa dua butir. Syifa tetap membagikan satu macaroni itu kepadaku.
“Udah, buat syifa aja, lik Ocin dah kenyang”kataku pelan.
Tapi syifa tetep memberikan satu buah padaku.
“Satu buat lik Ocin, satu buat syifa.” Katanya sambil menyodorkan satu buah macaroni dihadapanku. Ia tersenyum sambil menunjukkan macaroni yang tersisa.
Aku sekali lagi tersenyum. Cukup bagiku tuk senantiasa tersenyum, karena tersenyum adalah senjata ampuh tuk menjaga suasana agar tetap slow. Dalam hati aku takjub pada sikap anak ini. Mungkin ia tidak paham tentang hakikat, keutamaan dan tujuan memberi. Tapi ia tahu bagaimana seharusnya seorang manusia itu saling berbagi. Dan itu yang sering dilupakan oleh orang dewasa yang merasa paham betul tentang hakikat dan tujuan memberi, padahal sebenarnya mereka tidak paham akan hal ini.
Maka, saya tidak akan malu tuk belajar pada seorang bocak cilik usia 3 tahun tentang bagaimana seharusnya sikap kita terhadap sesama, yang tak lain adalah budaya berbagi. Berbagi tidak hanya ketika kita memiliki banyak uang. Tetapi setiap kali ada rizki dari Allah kita berkewajiban untuk saling memberi kepada sesama. Demikian yag mungkin syifa coba ajarkan. Saat kita tinggal memiliki sedikit harta, hal ini tidak menghalangi kita tuk berbagi. Karena sejatinya ketika kita berbagi atau memberi, harta kita tidaklah berkurang. Malah sebaliknya Allah akan menggantinya dengan yang lebih besar dan bermakna, jika kita ikhlas melakukannya.
“Bersedekah tidak mengurangi harta, Allah berjanji akan mengganti harta yang telah disedekahkan.” (Al-Qur’an, Thabrani, Baihaqi)
Allah Swt Maha Dermawan dan menyukai hamba-Nya yang dermawan.” (HR. Baihaqi);
Begitu besar manfaat dan hikmah dibalik sedekah, sehingga Allah memberikan keutamaan bagi orang yang mengulurkan tangannya diatas tangan-tangan sahabat dan orang fakir.
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, dan yang memberi lebih baik dari pada yang meminta.” (HR. Bukhari)
BEBERAPA KEUTAMAAN BERSEDEKAH ATAU MEMBERI
1. Mampu menghapus dosa seorang hamba.
Seperti dalam hadits Rasulullah SAW berikut:
“Bersedekah dapat menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari);
2. Mencegah datangnya musibah dan menghilangkan murka Allah
“Bersedekah dapat mencegah datangnya musibah dan menghilangkan murka Allah.” (HR. Thabrani dan Baihaqi);
3. Meredam permusuhan
“Memberi dapat menghilangkan permusuhan.” (HR. Tirmidzi, Ahmad);
4. Bertambahnya pahala
“Memberi hadiah dapat menambah pahala.” (HR. Ibnu ‘Adi);
5. Menumbuhkan rasa kasih dan sayang
“Yang memberi dan menerima sama-sama mendapatkan pahala dan meningkatkan kasih sayang.” (HR. Thabrani)
Nah, demikianlah keutamaan memberi. Sejatinya pada diri setiap muslim terdapat sedekah. Dan hanya dengan memberi atau bersedekahlah, harta yang kita miliki menjadi suci. Dan jiwa pun ikut bersih dan suci. InsyaAllah. Maka, yuk mulai bersedekah. Minimal tersenyum setelah baca artikel ini. He..he…
Semoga mampu memberikan manfaat bagi sahabat sekalian. Amin
Salam persaudaraan!!!!
🙂
smile!
amiin…
salam.
LikeLike
mau dong diberi…..hehehe
LikeLike
bagaimana kabar mas ahsin ??
LikeLike
Setujuuuuuuuuuuuuuuu.. banyak amal banyak rejeki !!!!!!!!!!
LikeLike
berbagilah demi kehidupan yang lebih baik ….
LikeLike
berbagi kebaikan dan manfaat memang selalu indah.. 😆
LikeLike
semoga kita semua diberi kemudahan dalam berbagi dan memberi.. dengan hati ikhlas lillahi ta’ala tentunya…
😉
LikeLike
Om dan keponakan yang baik …. 😀
marilah kita berbagiiiii… u/ sesama 🙂
LikeLike
hebat. subhanallah.. 🙂
LikeLike
Berbagi mempertajam empati… menumbuhkan rasa simpati dan memperhalus perasaan…
Subhanallah… 😀
LikeLike
bagus pisan euy.. tulisannya.. 🙂
LikeLike
miracle of giving… banyak keajaiban klo kita byk ‘memberi’
LikeLike
Subhanallah, anak sekecil itu saja(Syifa) yang berumur 3 tahun bisa seikhlas dan bijak seperti itu, jadi malu diri ini…….
Terima kasih atas kesediaannya meninggalkan secarik pesan diblog saya
Salam perdamaian, salam kenal, salam hangat dari Gubug Mayaku
http://gubugsurya.wordpress.com
LikeLike
wuih…berbagi insya Allah selalu memberi hikmah dan kebaikan untuk Qta…sebab yg terpenting adalah ketulusan untuk memberi..nice post, teruskan semangat untuk berbagi 😉 terima kasih udah mau mampir ke blogQ
salam kenal
LikeLike
Rejeki takkan habis karena dijadikan sedekah.
LikeLike
Berbagi ke semua orang? Jawa, sunda, batak, irian? Termasuk kafir? Impossible 🙂
LikeLike
massyaalah…teruslah berbagi wai saudara2 ku seiman dan sebangsa…semoga allah selalu bersamamu..amin
LikeLike
Allah maha kaya dengan segala pahala dan rejeki untuk para hamba-hambaNya
LikeLike
nice posting…
mari selalu belajar berbagi, berbagi pada tempatnya, jangan sampai berbagi istri. hei..? kalo berbagi suami bolehlah… hayo gitu kan..?
LikeLike
Subhanallah
Bermanfaat sobat
sahabatku, kini aku di http://cucuharis.wordpress.com
LikeLike
wahh… ternyata umur segitu udah bisa beramal… bandingin sama gw… ngasih orang minta” aja masih setengah hati…. huhuhu…
sori baru bales sekarang… alasannya ada di blog gw…
LikeLike
Mas ahsin, ada award nih dari saya..
Butterfly award..
Semangat terus ya nulisnya 😀
http:// asfarian.wordpress.com/2008/11/13/awardthe-butterfly-flies/
LikeLike
waaaaah….berbagi itu memah menyenangkan… 🙂
LikeLike
berbagi tak pernah rugi itu postingan diriku terbaru mas 😉
>>SIIIP lah!!!!!! segera melaju ke rumah mas hangga tuk memastikan kebenaran berita itu.
LikeLike
Keponakan yang pintar 🙂
semoga setelah dewasa nanti tetap jadi orang yang suka memberi
>>Amiiiiiinnnn!!!
InsyaAllah.
LikeLike
ayoo semangat..!!!
LikeLike
smile….
obral senyum,
salam kenal
>>dan karena senyum itu bagian dari ibadah,
maka tersenyumlah. (Jangan kebablasan loh,he..he..)
salam kenal….
LikeLike