Satu hari yang lalu
Saat malam merangkak sunyi
Aku terdiam, dalam kebisuan malam yang tak pernah kuingini
Tubuh yang terbujur layu
Diatas pembaringan
Memecah kesunyian
Diamku lenyap, malam tidak lagi sunyi
Entah apa yang aku rasa
Air mata satu persatu menetes, mengalir
Semakin banyak, menggenang
Membumi, basah
Aku masih terpaku pada sosok perkasa
Antara nyata dan maya
Pada akhirnya aku menyadari
Bahwa itu adalah nyata.
Sambiroto, 2 Juni 2011
Like this:
Like Loading...
Related
Published by
muhsinsakhi
lahir di sebuah perkampungan kecil di Boyolali tepatnya di desa Sambiroto, Sindon, Ngemplak, Boyolali. Mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan FKIP Bahasa Inggris. Saat ini berprofesi sebagai pengajar di SD Al-Azhar Syifa Budi Solo. Tergabung dalam komunitas menulis FLP Solo Raya. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi bersama seperti “Kapur dan Papan: Kisah Menjadi Guru” (2015), “Dupa Mengepul Di Langit” (2015), “Kapur dan Papan: Mendidik dengan Hati” (2016), “Ensiklopedi Penulis Nusantara” (2016), “Ketika Buku Berkisah Tentang Aku” (2016), “Bayang Terang Pendidikan” (2018) dan “Kaki Api” (2018) serta buku solo yang baru terbit tahun ini berjudul “Catatan Di Balik Ruang” (2020)
View all posts by muhsinsakhi
siapakah tubuh yang perkasa itu sob? temankah?
LikeLike
mereka biasa memanggilnya bapak, papa, abi atau ayah. thanks kunjungannya brother. ^_^
LikeLike
bapak? abi?
ayah antum ya?
duh Innalillaahi wainna ilaihi rooji’uun..
turut berduka semoga dijemput ALLAH dalam keadaan terbaik..
LikeLike
.. setiap yang berjiwa akan merasakan mati…
LikeLike
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Sabar mas, semuanya pasti akan kembali pada-Nya.
Coretane Bocah Jawi
LikeLike