senandung kematian
12.30. Malam ini entah kenapa aku ingin mengingat mati. Satu fase kehidupan yang pasti akan dialami setiap makhluk yang bernyawa. Aku, engkau bahkan semut kecil sekalipun. Aku membayangkan diriku terbujur kaku, hanya berbalut selembar kain kafan putih. Tidak ada kemeja kesayangan, kalung, cincin, atau sepatu keluaran terbaru yang sering kita pakai. Hanya sendiri, gelap dan sepi. Lambat laun, rupa yang kita bangga-banggakan saat masih muda dulu, perlahan remuk, membusuk, dipenuhi belatung yang mencari santapan makan malam. Hingga tinggal tersisa tulang belulang yang menunggu giliran untuk lenyap. Kembali kebentuk asal. Tanah.
Saat aku dalam takut karena kesepian, tiba-tiba muncul dua sosok makhluk berjubah yang membuat takutku semakin memuncak, “si..si..siapa kalian?”tanyaku dengan bibir bergetar. “kami adalah munkar dan nakir”jawab salah satu dari mereka. Tiba-tiba aku teringat kata guru ngaji sewaktu masih kecil dulu. Bahwa saat manusia di dalam kubur, akan datang dua malaikat bernama munkar dan nakir yang akan menanyai makhluk tentang tuhan, agama dan nabi mereka. Aku berharap mereka datang dengan wajah berseri lagi tersenyum, kemudian bertanya dengan lembutnya, ‘Siapa Tuhanmu?”, Siapa Nabimu?. Pertanyaan demi pertanyaan diajukan. Lagi-lagi aku berharap mampu menjawab seluruh pertanyaan sehingga aku bisa lulus dengan predikat jazid jiddan. Tapi aku sadar, kelancaran lisanku dalam menjawab setiap pertanyaan adalah buah dari amal ibadah yang kulakukan selama hidup di dunia. Tanpa itu semua, maka lisan ini seolah terkunci, amnesia mendadak. Akhirnya semua menjadi kacau. “Engkau tidak lulus, maka tempatmu neraka”. Naudzubillah tsumma na’udzubillah.
Terbersit rasa takut dalam diri, jika nanti lisanku tiba-tiba menjadi kelu dan kaku. Seluruh jawaban menjadi salah, akhirnya aku mengikuti jejak kaki ahli neraka. Kugenggam buku raporku dengan tangan kiri. Berisi berbagai catatan maksiat baik kecil atau besar. Wajahku tentu akan sangat muram. Aku akan tersedu seraya berkata, “Ya Allah, seandainya Engkau beri aku kesempatan sekali lagi tuk hidup didunia, aku akan memperbaiki kesalahan-kesalahanku, aku akan perbanyak amal kebaikan, aku akan rajin sholat, berbakti pada orang tua dan rajin bersedekah, aku tidak akan menyepelekan dosa-dosa kecil dan aku akan berbuat baik pada sesama.” Ah, tapi sayang saat itu semua sudah terlambat. Nafas telah terhenti. Jantung tidak lagi berfungsi. Darah tidak lagi bereaksi. Dan sang waktu tidak bisa diputar kembali. Kita telah terima rapor kita masing-masing. Keputusan masuk surga atau neraka telah ada dibuku rapor itu. Kita tidak dapat mengelak lagi, karena ada yang akan memberi bukti dengan saksi bisu mereka. yaitu saat mata, telinga, dan tangan menjadi saksi atas tindakan kita selama didunia. Sedang lisan dikunci rapat sehingga kita tidak bisa melakukan protes seperti yang sering kita lakukan saat berlagak jumawa di dunia.
Dan dimalam yang mulai larut ini, aku tengah mengingat mati-dzikru maut. Berharap hati kembali siaga untuk selalu mengingat Allah. Tidak lalai oleh tipu daya dunia yang sering kali melenakan, juga fisik yang pada akhirnya akan menua dan musnah. Aku harus membawa imanku dalam setiap langkah perjalanan hidup ini sambil terus berdo’a semoga dapat selamat dunia dan akhirat. amin
ada perenungan dalam postinganmu ini,mas
dan blue selalu suka
salam hangat dari blue
LikeLike
makasih blue atas silaturahmi dan persahabatannya selama ini. salam hangat dari ahsin
LikeLike
Suatu saat, entah kapan, kita semua akan kesini, tak terhindarkan. Tapi kalau mengingat ini, mengapa hati selalu ngeri ya?
LikeLike
karena yang terbayang dalam benak kita adalah kesendirian dalam kubur, kita belum siap meninggalkan kemegahan dunia yang menipu. hal-hal yang menakutkan tentang kematian sudah kadung terpatri di otak kecil kita.
LikeLike
Terimakasih telah mengingatkan mas.
btw, kok mayatnya gak pakai keranda ya mas?
Ditempat saya agak beda. Maaf sebelumnya.
LikeLike
setiap tempat memiliki adat kebiasaan masing-masing. apalagi tentang pemakaian keranda tertutup bukanlah syarat wajib yang harus dilakukan muslim terhadap jenazah. wa’allahu’alam kawan…terimakasih kunjungannya
LikeLike
terima kasih telah mengajakku mengingat hal demikian
salam silaturahim sobat
masih di kampunghalaman?
LikeLike
salam silaturahmi kembali. alhamdulillah masih pak sunarno. masih betah menikmati kampung yang asri. kapan pulang kampung??
LikeLike
amien3x…………… semoga kita semua selamat dunia akhirat
Salam persahabatan selalu dr MENONE
LikeLike
amin…amin ya Robbal’alamin. salam persahabatan dari Ahsin. terimakasih kunjungannya….
LikeLike
,alrtikel ini bagaikan alaram untuk kita ,memperbaiki kesalahan2 yg sudah terjadi,
LikeLike
Assalaamu’alaikum wr.wb, Ahsinmuslim…
Senang dapat kembali aktif dan membalas kunjungan Ahsin yang lalu.
Membaca ingatan Ahsin terhadap kematian memberi inspirasi kepada diri untuk sama-sama “berani” dan selalu mengingatinya.
Walau takut macam manapun kita terhadap kematian sehingga ada yang tidak mahu ingat tentang kematian, kematian tetap akan berlaku tanpa kecuali.
Kongsian hikmah di atas benar2 menyentuh hati dan mengingati diri ini agar sentiasa bersedia dengan bekalan untuk kesana.
Semoga Allah memberkati Ahsin atas pesan dan ingatan yang baik ini.
Salam mesra dari Sarikei, Sarawakj. 😀
LikeLike
jadi ingat lagu ini mas.. “akan tiba masa tak ada suara dari mulut kita.. akan tiba hari mulut dikunci, kata tak tak ada lagi..”
hmm, semoga kita terus menjadi pribadi yang lebih baik yaa mas.. semoga kelak ketika waktunya tiba, kita sudah menjadi hamba yang pantas untuk menghadapNya.. 🙂
LikeLike
orang yang takut mati, berarti orang yang masih punya banyak dosa, belum siap dan ngerasa belum punya bekal apa-apa untuk hari nanti.
dan itulah yang dirasakan banyak orang, termasuk saya.
😥
makasih remindernya mas.. 🙂
LikeLike
rencananya akhir pebruari mau mneyempatkan pulang kampung, tapi mungkin hanya semalam
LikeLike
Amin,dan semoga dengan mengingat maut kita semua di beri keselamatan..
LikeLike
mari kita perbanyak istighfar, memohon ampun kepadaNya setiap waktu setiap kali kita ingat akan hal ini.
Thanks, dah mengingatkan kita semua…
LikeLike
kematian…adalah nasihat terbaik agar kita tetap ingat akan tujuan hidup..
“Ya Allah..jadikan hamba termasuk orang-orang yang Husnul Khatimah.. dan jauhkan hamba ya Rabb dari su’ul khatimah..”
amin..
LikeLike
Karena mati adalah teman terdekat, selalu mengejar2.
semoga kita siap.. Aamiin..
LikeLike
maturnuhun mas bro telah mengingatkan.. salam kenal,,
LikeLike
tidur dan kematian adalah teman dekat…
dengannya kita memanifestasikan tujuan2 akhirat ke dunia..
menjelma menjadi ketaatan bertumpuk2 hingga ajal menjemput..
nice post mas…
LikeLike
blue suka baca artikel ini
menarik
salam hangat dari bluep kabarnya,kang maz
LikeLike
jagna lupa menata kehidupan juga
niitp lapak
http://greenmindedteam.info/
LikeLike
Semoga selalu dibimbing Allah swt untuk tetap menjadi pribadi yang dibimbing utk tetap bisa menjadi manusia bermanfaat shg bisa selamat di dunia dan akhirat.
Salam persahabatan, di tunggu kunjungan baliknya di
http://sarip2hamid.wordpress.com
LikeLike
Makasih mas, tulisannya benar2 menjadi renungan..
semoga Allah mengampuni segala dosa2ku, amin
LikeLike
tiada lain selain kata tobat
LikeLike
Lupa ttg in bnyk dialami mnsia. Postingan anda sangat bermanfaat
LikeLike
Semoga ini bisa menjadi bahan perenungan yang bagus buat semua. Salam kenal n tukeran link yuk..http://makanati.wordpress.com
LikeLike
Salam Kenal n tukeran link yuk http://makanati.wordpress.com
LikeLike
Weleh weleh.. Begini ya.. Ketika Orang Berilmu memberikan Ilmunya hanya ada 1 Kalimat “Semoga ilmu itu Berguna Untuk Orang Lain”.. 🙂
LikeLike
aku hanya terdiam daan terus berfiqir
LikeLike