Bahasa Indonesia = Bahasa Internasional??????


Bahasa Indonesia = Bahasa Internasional??????

buku3

Tidak ada yang mustahil di dunia ini, pun ketika bahasa Indonesia secara perlahan mengukuhkan diri menjadi bahasa Internasional. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi oleh Negara-negara di dunia.

Saat ini minat masyarakat dunia terhadap bahasa Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hingga saat ini telah ada sekitar 67 negara yang mengajarkan bahasa Indonesia, khususnya di Perguruan Tinggi (Republika, 24/10/2008)

Negara Jepang dan Korea Selatan adalah contoh Negara-negara yang jumlah peminat bahasa Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di dua Negara ini, setiap tahun warga masyarakat yang mengikuti ujian kenaikan kursus bahasa Indonesia mencapai lebih dari 3000 orang. Selain Korsel dan Jepang, Negara-negara yang telah lama menyelenggarakan mata kuliah Bhs. Indonesia adalah Australia, Belanda, Jerman, Prancis, Italia, Rusia dan Cina.

Ada beberapa alasan mengapa bahasa Indonesia di minati oleh warga asing, terutama para pelajar dan pengusaha. Menurut Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Dendi Sugono, ada beberapa alasan mengapa warga asing mempelajari bahasa Indonesia adalah :

Pertama, Indonesia dipandang sebagai Negara ekonomi baru. Hal ini tentu menaruh minat para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk memperlancar proses berinvestasi dan keberlanjutannya, mereka mempelajari bahasa Indonesia. Logikanya, semakin seseorang itu menguasai bahasa kliennya, semakin mudah ia menjalin interaksi dengan sang klien. Semakin mudah pula kata sepakat dicapai.

Kedua, keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, menjadi alasan mengapa warga asing berminat untuk mempelajari bahasa Indonesia. Mereka, khususnya para budayawan, seniman serta pelajar, yang berminat atau hendak melakukan penelitian terhadap kebudayaan bangsa Indonesia di tuntut untuk mengerti bahasa Indonesia. Hal ini selain, akan memudahkan dalam berinteraksi dengan masyarakat setempat, juga memudahkan untuk mengenal benda-benda yang hendak di teliti atau dipelajari, yang notabene menggunakan istilah bahasa Indonesia dan Lokal.

Alasan ketiga adalah, Negara Indonesia menjadi salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Nah, masih banyak sebenarnya alasan-alasan lain mengapa warga asing berminat mempelajari bahasa Indonesia. Namun, ketiga alasan diatas lah yang kebanyakan menjadi motivasi warga asing mempelajari bahasa Indonesia.

Sungguh ironis, disaat minat bangsa asing terhadap bahasa Indonesia meningkat, tetapi masyarakat Indonesia sendiri malah tidak mampu melestarikan bahasa mereka, bahkan mereka tampak mulai acuh terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat, khususnya para remaja, lebih suka menggunakan bahasa yang mereka sebut sebagai bahasa ‘gaul’ saat bercakap-cakap. Yang lebih parah, mereka mencampur-adukkan bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa lokal, sehingga tak tampak lagi mana bahasa Indonesia yang benar (sesuai EYD), mana yang salah. Semua bercampur menjadi satu.

Kita bisa berbahasa Indonesia, tapi cara bicara kita sedikit banyak masih terpengaruh oleh logat bahasa daerah, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia terlahir dengan 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Tak jarang, sekali lagi, ini berdampak pada pencampuran bahasa Indonesia dan daerah. Dengan demikian, bahasa Indonesia yang digunakan dalam percakapan sehari-hari sangat berbeda dengan bahasa Indonesia baku yang ditetapkan oleh Depdiknas. Bahkan, belakangan pengaruh bahasa Inggris makin kuat terbukti dengan banyaknya orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai selingan dalam percakapan. Lengkap sudah, derita bahasa Indonesia. Tidak hanya terkontaminasi oleh bahasa daerah, tetapi juga terancam dominasi bahasa asing, yang disini adalah bahasa Inggris.

Kondisi yang demikian ternyata tidak hanya mengancam bahasa Indonesia saja, bahasa daerah pun ikut terancam kepunahannya. Di Papua, tercatat ada Sembilan bahasa daerah yang sudah punah alias tidak lagi dipakai sebagai alat berkomunikasi masyarakat setempat. Masyarakat mulai melupakan bahasa daerah. Kita sering kali merasa gengsi menggunakan bahasa daerah, takut dikatakan kuno, atau noraklah. Data terakhir menyebutkan Indonesia memiliki 796 bahasa daerah. Ini berarti ada sekitar 12% bahasa di dunia berada atau milik bangsa Indonesia. Sungguh membanggakan bukan? Namun, bahasa-bahasa tersebut bisa saja bernasib sama dengan bahasa daerah Papua yang telah terlebih dahulu meninggalkan masyarakatnya (punah-red), jika masyarakat tidak mau lagi menggunakan bahasa daerah mereka.

Nah, tugas kita sekarang, sebagai pemuda bangsa, yang tentu tidak ingin warisan budayanya punah, adalah berperan aktif dalam melestarikan budaya bangsa. Salah satunya dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Tanamkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya bangsa sendiri. Gunakan bahasa Indonesia, daerah dan Inggris pada situasi dan kondisi yang tepat. Jangan mencampuradukkan mereka dalam percakapan sehari-hari atau saat berbicara di muka umum. Berbicaralah menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Gunakan pula bahasa daerah dengan baik dan benar. Dan tidaklah mustahil, bahasa Indonesia akan menancapkan diri menjadi bahasa Internasional. Kita tunggu saja.!!!!

Nb :Data-data yang ada pada artikel di atas diambil dari koran Republika, 24 Oktober 2008.

Published by

muhsinsakhi

lahir di sebuah perkampungan kecil di Boyolali tepatnya di desa Sambiroto, Sindon, Ngemplak, Boyolali. Mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan FKIP Bahasa Inggris. Saat ini berprofesi sebagai pengajar di SD Al-Azhar Syifa Budi Solo. Tergabung dalam komunitas menulis FLP Solo Raya. Beberapa karyanya dimuat dalam buku antologi bersama seperti “Kapur dan Papan: Kisah Menjadi Guru” (2015), “Dupa Mengepul Di Langit” (2015), “Kapur dan Papan: Mendidik dengan Hati” (2016), “Ensiklopedi Penulis Nusantara” (2016), “Ketika Buku Berkisah Tentang Aku” (2016), “Bayang Terang Pendidikan” (2018) dan “Kaki Api” (2018) serta buku solo yang baru terbit tahun ini berjudul “Catatan Di Balik Ruang” (2020)

21 thoughts on “Bahasa Indonesia = Bahasa Internasional??????”

  1. wah .. semoga aja tuh beneran .
    tp jujur, ak sndri ga tau, bhasa indonesia yg bner itu kyk apa 😀

    >>InsyaAllah, dapat dipertanggungjawabkan.
    loh, tapi bukannya telah diajarkan di sekolah oleh Guru Bahasa Indonesia.
    sekarang juga sudah banyak buku-buku tentang kepenulisan yang sesuai dengan kaidah EYD, yang dijual di toko-toko buku.

    Like

  2. beneran nga nich infonya kl bener wach syukur banget.. soalnya Indonesia terkenal dengan budayanya kan salah satunya ramah tamah

    >>InsyaAllah beneran. coba lihat sumber aslinya di koran republika edisi oktober.

    Like

  3. 🙂 bahasa Indonesia ternyata diajarkan di luar negeri ya.. ^^ hmm Subhanallah.. gak hanya bahasa Jepang n Mandarin aja ya ternyata yg ngetop..
    iya,, bahasa kita udah tercampur aduk.. anak2 muda suka banget mencampur-adukkan bahasa.. termasuk saya. Terima kasih sudah mengingatkan.

    Like

  4. Wah.. Luar biasa.. Ternyata Indonesia hebat ya.. Walopun mungkin sedikit ironi, karena anak muda di Indonesia lebih suka dengan semua hal yang berbau asing, tetapi orang asing malah belajar bahasa kita, budaya kita.. Semoga saja itu bisa memotivasi kita utk menjadi anak bangsa yang bangga pada budaya bangsanya sendiri 🙂

    Like

  5. kenapa ya..bahasa indonesia padahal indah dan mudah di ungkapkan(narsist yang berlebih mode :ON)..iya di banding dengan bahasa rusia yang bikin mumet,sampe wajah berubah abu2 karena mual liat abjadnya 😀

    tapi kita sendiri kurang peduli dengan bahsa kita,sehingga selalu di camur2 dengan bahasa lain..hikz hikz sedih nya,..

    kira2 siapa ya yang masih bisa bahasa indonesia dengan EYD yang masih mulus??

    Like

  6. kalau kita bicara pake EYD, wah kita malah terkesan kuno dan kampungan.. tapi kalau kita bicara seperti cinta laura weiuh kita dianggap gaul banget dan keren….

    jadi inget waktu smu dulu, ada teman yang bpk ibu nya asli indonesi dan ia lahir di indonesia hingga lima tahun… pas dewasa dia tidak bisa bahasa indonesia sama sekali… trus temen yang notabennya orang asing begitu pasih bahasa indonesianya + bahasa jawa …. Aneh bein Ajaib…

    Like

  7. welehweleh… kontaminasi bahasa daerah atas bahasa indonesia? wah, kupikir itu terlalu dibesar-besarkan. bukankah bahasa daerah semakin memperkaya kosakata bahasa indonesia?

    v(^_^)

    sepertinya pemerintah harus bertindak ekstrabanyak untuk menjaga kelestarian bahasa kita. dan kita jualah yg semestinya dpt berperan lbh besar untuk itu.

    Like

Leave a reply to hidayanti Cancel reply